Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Daun Randu yang Tak Tahu


Suatu kali, cerita kikuk tak sengaja dimulai
Melalui lambaian di antara pucuk-pucuk
yang mengintip dari cahaya dini pagi hari
Ada senyum yang tak sengaja
merekah malu-malu di antara mata jeli yang baru bangun itu

Pagi yang sama, aku melangkah berlalu
Tak tahu, bahwa cerita baru telah
bergemulai memangkas yang telah lalu
Mengingatkanku akan desau baru
yang tak boleh dilewati dengan sendu

Lalu ketika kisah itu mulai merindu,
Aku melihatmu
Berbelok dari cahaya, meninggalkanku
Menggugurkan kelopak-kelopak beku
Meranggaslah semua, bukan semu
Aku tahu

Berbelok dari cahaya, kembali tak satu
Aku tak tahu,
bahwa dahulu aku mungkin tak perlu
mengibaskan dedaunan itu
Agar tak perlu terbuka daun pintu
yang membawa timbunan palsu

Aku tak menahu
bahwa aku mengunjungi cerita lama,
yang terlihat baru
Tak seharusnya aku membukakan pintu
Dedaduanan yang gugur tak akan masuk
dan mengharuskan disapu

Cahaya pagi saat itu pun tak tahu
bahwa orang baru tak selalu
Mendayungkan air yang haru
apalagi ketulusan yang padu

Tapi aku terlanjur buntu
mencari-cari cahaya
di balik mantel abu-abu
yang mencerca kebodohanku

Mengais-ngais guguran daun randu
Mengira-ngira jejak yang tertinggal darimu
yang kupikir bisa mengembalikan
Aku dan kamu



sumber: https://unputdownablebookclub.com/2014/09/12/book-of-the-month-the-ocean-at-the-end-of-the-lane-by-neil-gaiman/ 

2 comments for "Daun Randu yang Tak Tahu"