Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Make Up - being beautiful?


Semua perempuan tentu saja ingin terlihat cantik. Tapi saya termasuk orang yang ingin cantik tapi malas dandan -_-

Tapi saya merasa ini justru kentungan besar :)

Keuntungan #1. Semua orang jadi tahu persis penampakan wajah saya setiap hari. Saya gak kerepotan ketika saya kesiangan misalnya, karena saya gak butuh waktu buat berlama-lama mematung di depan cermin. Semua orang terbiasa dengan wajah alami saya, tidak ada yang kaget ketika melihat saya tidak memakai make up, karena memang biasanya juga gak ber-make up.

Keuntungan #2. Gak buang-buang uang buat beli perlengkapan kosmetik. Saya cuma punya cairan pembersih wajah, pelembab, bedak tabur yang saya pakai seribu tahun sekali, lipgloss, dan lipstik yang saya pakai seribu tahun sekali juga. Saya gak punya ketertarikan sedikitpun untuk membeli ini dan itu demi memoles muka saya. Saya bahkan tidak tahu nama-nama perlengkapan make up yang ada ribuan jenisnya itu: foundation, bb cream, eye shadow, eye liner, dan entah apa lagi istilah-istilah asing yang tidak familiar di telinga saya.

Keuntungan #3. Gak buang-buang waktu buat dandan. Saya selalu heran ketika melihat teman yang berdandan setidaknya satu jam hanya untuk keluar rumah. Ngapain sih lama-lama... Dan entah bahan apa saja yang disapukan ke wajahnya. Selain itu, bukan hanya lama karena bahan-bahannya ada banyak, melainkan juga karena terkadang bahan-bahan itu dioleskan dan diratakan dengan amat sangat perlahan-lahan. Hhhhhh.... Ketika saya merasa dia sudah terlihat cantik, selalu masih ada saja yang dia oleskan ke wajahnya. Buat apa lagi? Kamu sudah cantiiik…

Belum lagi pensil alis. Lamaaa sekali prosesnya. Warnai, hapus, warnai. Lalu lipstik. Oles, ambil tisu, hapus, oles lagi, keluar garis, hapus, oles lagi, ihhh warnanya gak cocok, lalu ganti lipstik, kembali ke siklus awal. Lalu pemerah pipi. Lalu pewarna kelopak mata. Hhhhhh.... kapan ini akan berakhir…

Tapi saya nggak kontra kalau dengan make up natural. Jika saya melihat make up yang terlalu mencolok, baru saya terkejut, kecuali jika itu memang untuk acara suatu perayaan atau pentas, maka kepala saya masih bisa menerima pemandangan make up tebal.

Tapi... kalau riasan tebal dipakai ke kampus, rasanya konyol. Teman-teman sekelas saya waktu kuliah, semuanya memakai make up secara wajar, tidak ada yang berlebihan. Namun ketika suatu kali kami memiliki jadwal kuliah dengan semua mahaiswa satu angkatan, saya jadi melihat teman-teman lain yang jarang saya temui sebelumnya. Dan saya sangat terkejut ketika menengok ke barisan duduk bagian belakang dan menemukan beberap teman yang memakai lipstik merah menyala! Terperangahlah saya...

Menurut saya kalau ke kampus mending pakai make up yang natural saja. Toh yang lihat juga cuma dosen dan teman-teman kuliah kita yang aneh. Agak berlebihan rasanya jika kita berdandan sepenuh hati padahal di kampus hanya akan duduk dan belajar, bukan berlenggak-lenggok di catwalk.

Tapi, preferensi setiap orang untuk merias diri memang berbeda sih. Tingkat ´kecantikan´ juga dirasa berbeda oleh setiap orang. Ada yang cuek dengan muka bersih tanpa riasan, ada juga yang hanya merasa cantik jika sudah memakai make up. Dan kebanyakan perempuan tentunya senang jika dibilang cantik, termasuk saya. Tapi saya merasa lebih dihargai jika saya dibilang pintar, karena pintar itu butuh usaha untuk belajar, bukan butuh rupa fisik. Dan orang yang mengatakan pintar kepada orang lain, biasanya merupakan ungkapan kagum dan respek atas kerja keras orang tersebut dalam menuntut ilmu.

Dibilang cantik juga tidak membuat saya menjadi shalihah ataupun menjadi lebih pintar. Tetapi dibilang pintar mampu memotivasi saya untuk belajar dengan lebih baik, dan dibilang baik membuat saya merasa belum benar sepenuhnya, karena saya punya banyak dosa yang kebetulan tidak terlihat oleh orang lain.

Yuk dandan, merias diri menjadi pribadi yang lebih baik... :)

Post a Comment for "Make Up - being beautiful?"