Ausbildung - Sekolah Gratis di Jerman dengan Uang Saku
Hallöchen,
saya kembali lagi dengan info seputar studi di Jerman. Kali ini saya akan menceritakan kepada kalian, apa yang saya kerjakan di Jerman, sekolah? Kerja? Sekolah sambil kerja? Check it out!
Saya awali uraian saya dengan flash back ya. Mari kita kembali ke tahun 2018! :). Pada tahun 2018 saya masih berada di Indonesia, setengahnya, karena setengah tahun sisanya saya sudah berada di Jerman.
Februari tahun itu, saya bekerja sebagai seorang interpreter selama satu bulan. Saya menjadi interpreter untuk seorang pakar pendidikan usia dini dari Köln, Jerman bernama Frau B. Selain banyak berbicara dengan beliau, saya juga sering berdiskusi dengan dua pakar lainnya yang juga berasal dari Jerman.
Rencana saya untuk melanjutkan studi di Jerman sangat didukung oleh mereka bertiga. Mereka menawarkan berbagai bantuan dan akhirnya sekitar 6 bulan kemudian saya pun berangkat juga ke negeri empat musim itu.
Awal Agustus 2018 saya masih berada di Jogja, di kota tempat saya juga menyelesaikan studi S1 satu tahun sebelumnya. Pada pertengahan Agustus, saya pulang ke Sukabumi dan menikmati hari raya 'Idul Adha terakhir di Indonesia, bersama keluarga tercinta. Lalu pada akhir bulan itu, saya berangkat ke Jerman.
Cerita perjalanan saya dari Jogja - Sukabumi - Jerman: Warna-warni 2018
Detail perjalanan di udara: Warna Keenam
Apa yang saya lakukan di Jerman? Awalnya saya ingin mengikuti program au pair (silakan baca detail tentang au pair di sini), tetapi atas saran Frau B, saya mengikuti program FSJ (Freiwilliges Soziales Jahr). FSJ saya berlangsung dari akhir Agustus 2018 hingga akhir Agustus 2019. Saya kemudian memperpanjang kontrak FSJ untuk 6 bulan, sehingga FSJ saya berlangsung selama 1,5 tahun hingga bulan Februari 2020.
Menuju ke link Tentang FSJ
Rencana saya adalah untuk melanjutkan studi S2 segera setelah masa kerja FSJ saya berakhir. Salah satu teman saya bahkan bersedia untuk membantu saya dalam menyiapkan dan mengisi deposito 10.000 Euro di bank bagi mahasiswa asing (baca kenapa, di post tentang au pair). Waktunya pun pas, matrikulasi dimulai pada bulan Maret dan perkuliahan dimulai pada bulan April. Namun dikarenakan beberapa hal, rencana saya tidak berjalan lancar dan Allah menghendaki hal lain.
Saya lalu mencoba melamar pekerjaan, agar saya memiliki pegangan uang untuk studi. Beberapa lama setelah semua berkas izin tinggal dan izin kerja diproses, saya menerima kabar buruk dari kantor imigrasi. Seorang pekerja di kantor itu menjelaskan kepada saya, bahwa saya harus meninggalkan Jerman maksimal tanggal 29 Februari, pada hari terakhir izin tinggal saya sebagai FSJlerin! Hal ini disebabkan agen tenaga kerja tidak memberikan izin kerja untuk saya, padahal instansi tempat saya hendak bekerja sudah setuju dan bahkan optimis. Jika saya ingin tetap berada di Jerman, saya harus mengajukan izin tinggal yang baru yang berbeda dari pengajuan terakhir yang tertolak itu! Kalau tidak, saya harus pulang ke tanah air tiba-tiba, dalam hitungan hari!
Untunglah instansi tempat saya melamar kerja bersimpati dan menawarkan saya program Ausbildung yang masih membuka pendaftaran, yaitu jurusan asisten keperawatan yang akan dimulai pada bulan April. Durasi programnya adalah satu tahun. Ini adalah satu-satunya program yang memungkinkan untuk saya ambil agar tidak perlu meninggalkan Jerman tiba-tiba.
Apa itu Ausbildung? Ausbildung adalah semacam sekolah vokasi yang sangat populer di Jerman. Di Jerman, sekolah vokasi tidak dianggap sejajar dengan sekolah tinggi dan universitas, namun lulusan sekolah vokasi tetap merupakan tenaga ahli dan setelah lulus akan mendapatkan gaji yang cukup besar, bahkan aduhai jika dikonversi ke Rupiah 😂. Selain itu, Azubi (sebutan pelajar Ausbildung) juga mendapatkan uang saku setiap bulan selama masa belajar. Uang ini cukup untuk bertahan hidup dan bahkan untuk menabung, asalkan kalian tidak boros. Tapi, mengapa Azubi memperoleh 'gaji'? Sebab program Ausbildung adalah program pendidikan yang memadukan sekolah dan magang/praktik di perusahaan atau instansi. Bahkan kuliah teori tanpa praktik saja dihitung sebagai jam kerja lho. Lalu setelah lulus, alumninya akan direkrut oleh perusahaan atau instansi tempat Azubi magang/praktik selama masa belajar.
Tanpa banyak pertimbangan, saya ambil peluang itu. Tanpa mendaftar, saya tiba-tiba diundang untuk wawancara penerimaan Ausbildung. Pada suatu hari Kamis di bulan Februari itu, saya pergi ke Pflegefachschule Schwäbisch Hall atau Sekolah Vokasi Keperawatan Schwäbisch Hall untuk wawancara.
Usai wawancara, saya baru menyadari, apa yang bisa saya kerjakan pada bulan Maret sambil menunggu Ausbildung pada bulan April? Kantor imigrasi tidak akan mengeluarkan izin tinggal jika saya tidak memiliki kegiatan apa-apa dan sumber penghasilan 0. Pewawancara saya, yang kemudian menjadi salah satu dosen saya di sekolah, juga baru menyadari itu dan ikut berpikir.
Terlepas dari pertanyaan besar itu, sekretaris sekolah langsung membuatkan saya surat kontrak kerja Ausbildung saat itu juga. Esoknya, surat tersebut sudah selesai dan segera saya ambil. Ketika saya buka amplop dokumen itu, terdapat juga surat pernyataan: "selamat, Anda diterima!" Saya jadi ingin tertawa, saya tak pernah mendaftar apa-apa, tetapi saya tiba-tiba diterima 😂. Proses penerimaan Ausbildung tak pernah berlangsung secepat itu dalam sejarah! Biasanya prosesnya memakan waktu hingga berbulan-bulan. Mungkin saya satu-satunya orang yang mengalami ini.
Bersama dengan surat-surat dari sekretaris sekolah, saya segera meluncur ke kantor imigrasi dan mengajukan izin tinggal yang baru. Saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan pada satu bulan sebelum Ausbildung dimulai, saya hanya berdoa dan tawakkal saja. Lucunya, beberapa hari kemudian saya mendapatkan email dari sekolah yang menyatakan bahwa Ausbildung dimajukan menjadi mulai bulan Maret! Rupanya pihak sekolah berusaha untuk membuat saya tetap bisa berada di Jerman dengan mengawalkan Ausbildung periode April... Ya Rabb, nikmat-Mu mana lagikah yang aku dustakan?
Beberapa hari setelah itu saya pergi lagi ke kantor imigrasi untuk menanyakan kemajuan proses izin tinggal saya. Dalam kondisi normal, saya tak akan menanyakan itu. Namun karena saat itu izin tinggal lama saya sudah hampir habis, hanya sekitar 2 pekan lagi saja, maka saya harus bertanya. Sayangnya prosesnya masih belum selesai. Saya bertanya kapan kira-kira izin tinggal saya akan keluar, pekerja kantor imigrasi itu tidak tahu. Saya jadi dag-dig-dug, khawatir waktunya tak cukup.
Sebelum saya meninggalkan ruangan, pekerja imigrasi itu meminta saya meninggalkan nomor telepon agar saya bisa segera dihubungi jika surat izin tinggal saya sudah keluar. Saya tuliskan nomor telepon saya pada kertas sticky note yang disodorkan pekerja imigrasi. Setelah itu saya pergi dan hanya bisa berdoa dengan penuh pengharapan.
Beberapa hari kemudian sekretaris sekolah menghubungi saya, dia meminta saya untuk memberikan salinan izin tinggal yang baru jika itu sudah sudah keluar. Dia berkata, saya tidak bisa mengikuti Ausbildung jika saya tidak memperoleh izin tinggal, sebab nantinya Ausbildung saya akan tercatat sebagai pekerjaan hitam dan sekolah akan mendapatkan sanksi berat.
Pada tanggal 28 Februari, satu hari sebelum izin tinggal lama saya berakhir, akhirnya saya memperoleh izin tinggal yang baru yang berlaku mulai tanggal 1 Maret 2020. Akhirnyaaa... Akhirnya... Akhirnya... Hampir copot rasanya jantung ini pada hari-hari terakhir bulan Februari itu 😌.
Tapi... sekolah saya tidak bisa dimulai tanggal 1 Maret, teman-teman! Mengapa begitu? Karena tanggal 1 itu hari Ahad, dan hari Senin adalah tanggal 2, maka sekolah saya dimulai pada tanggal 2, sebab mana ada orang datang ke sekolah pada hari Ahad! Hehe.
Yah, akhirnya tanggal 2 Maret tiba juga dan saya tiba di sekolah terlambat 5 menit! Bukan salah saya, salah bis yang saya tumpangi. Bisnya datang terlambat menjemput saya di halte, lamaaa sekali rasanya saya menunggu. Jika bis tidak terlambat, saya akan masih punya waktu sekitar 10 menit sebelum sekolah dimulai. Untunglah waktu itu ada yang lebih terlambat dari saya dan kami tetap disambut hangat oleh semua orang.
Pada hari pertama itu, kami diberi penjelasan lengkap tentang segala hal mengenai Ausbildung kami. Ausbildung kami hanya berdurasi satu tahun saja, kuliah teori berlangsung selama satu bulan dan praktik satu bulan berikutnya, begitu seterusnya hingga bulan Februari tahun 2021. Setelah lulus, kami dapat bekerja sebagai asisten perawat di rumah sakit, klinik, atau pun panti jompo. Kami juga dapat melanjutkan ke program keperawatan yang berdurasi tiga tahun (program keperawatan yang sesungguhnya). Program ini akan melahirkan alumni-alumni perawat tenaga ahli. Saya merasa beruntung berada pada program singkat satu tahun, sebab durasi tiga tahun itu menutut saya terlalu lama, terutama jika saya tetap ingin melanjutkan studi S2 saya. Dan saya memang menginginkan seperti itu.
Hari itu, kami juga saling berkenalan dengan sesama teman sekelas. Perkenalan dipimpin oleh dua orang dosen kami melalui berbagai game. Dari situ saya mendapati bahwa saya bukan satu-satunya Muslim, terdapat empat orang Muslim lainnya juga di angkatan kami 😊.
Keesokan harinya, kami mulai belajar dengan beragam materi dari pagi hingga sore hari. Saya sempat mempertanyakan kepada diri sendiri, apakah bahasa Jerman saya sudah cukup untuk mengikuti perkuliahan? Bagaimana jika ternyata sulit? Ternyata, justru kebalikannya 😁. Saya memahami dengan baik dan dengan mudah semua materi pembelajaran. Bisa dikatakan, saya memahami 90% penjelasan dosen. Paling sedikit, setidaknya 80%. Alhamdulillaah.
Di dalam perkuliahan, kami juga tidak hanya dituntut untuk mengerti, melainkan juga untuk aktif bertanya, menjawab, dan berdiskusi. Suasana kelas yang hidup, materi pembelajaran yang sangat baru bagi saya (tiba-tiba saya berada di ranah kesehatan), serta teman-teman yang menyenangkan, membuat saya sangat bersemangat untuk mengikuti proses perkuliahan setiap hari! 😍
Selain itu, ada hal lain yang membuat saya antusias, yaitu terdapat tempat shalat! Benarkah? Di mana? Di dalam sekolah? Bukaaan, melainkan di sebuah toko milik seorang Arab-Irak yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari sekolah. Ustadz saya pernah memperkenalkan sang pemilik toko kepada saya ketika kami berbelanja di tokonya. Saya pun kemudian sering berbelanja ke toko tersebut.
Pada waktu istirahat siang di sekolah pukul 13.00 - 14.00, saya selalu menumpang mendirikan shalat dzuhur di toko Arab itu. Saya shalat di sebuah sudut di toko, di antara lemari pendingin daging halal dan berbagai produk makanan sehari-hari. Selesai shalat, barulah saya makan siang, tetapi saya jarang menikmati makan siang bersama teman-teman, sebab saya selalu menghilang pada setengah jam pertama waktu istirahat untuk shalat.
Tapi, tidak apa-apa. Saya justru sangat senang bisa shalat dzuhur serta kadang bertemu juga dengan istri pemilik toko yang sering datang membantu suaminya melayani pelanggan. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik. Mereka sangat senang setiap kali saya datang untuk menumpang shalat. Kadang mereka juga memberi saya makanan untuk makan siang 😂 dan jika saya berbelanja, saya sering mendapatkan potongan harga. Sekali lagi, saya beruntung. Setelah dipikir-pikir, saya selalu memperoleh berbagai kemudahan dari Allah ❤. Alhamdulillaah.
Setelah dua pekan proses pembelajaran di sekolah yang selalu membuat saya excited itu, sekolah diliburkan bahkan hingga akhir April. Pada bulan April seharusnya kami melaksanakan praktikum di rumah sakit. Dikarenakan Corona, semuanya ditunda. Awal bulan depan barulah kami akan mulai masuk sekolah lagi dan bersiap-siap bertemu dengan ujian. Semoga lancar dan mudah 🌼.
Cerita detail saya ketika menjadi interpreter Frau B: Satu Bulan bersama Frau B
Cerita lebih lanjut saya dengan Frau B dan dua profesor lainnya: Funny Sections with The Professors
Saya masih punya info potensi kuliah yang lain untuk kalian yang mau kuliah: yaitu Duales Studium, kuliah gratis dan justru dapat 'uang saku bulanan.' Bahkan kalian tidak harus punya block account 10.000 Euro lho. Akan saya bahas nanti, terus ikuti blog saya ya 😊. Jika punya pertanyaan, silakan komen di bawah.
Semangat teruusssss, terus semangaatttttt, harus semangaattt.
ReplyDeleteMakasih. Semangat juga kamu dek
DeleteSiaappp kakakk
ReplyDeleteWaaaah keren
ReplyDeleteSemoga bermanfaat ya
DeleteWah menarik nih, tar lanjut baca
ReplyDeleteSip silakan
DeleteMbak saya mau tanya, Kira2 kalau program seperti Ausbildung atau FSJ yg udah mbk jelaskan sebelumnya tetapi bertempat selain di Jerman, misalnya di negara eropa lain, apa ada mbk? Makasihh banyak 🙏😊
ReplyDeleteKalau di luar Jerman saya kurang tahu tuh.
DeleteKalo program semacam FSJ setahu saya cuma ada di Jerman, tapi kalo Ausbildung saya nggak tahu sama sekali, soalnya sistem pendidikan negara-negara di Eropa berbeda-beda.
Tapi kalo au pair ada di mana-mana :)
amazing...
ReplyDeleteinteresting😍
keep spirit!!!
:) :) :)
DeleteInfo ini semoga bisa bermanfaat kalau ada saudara saya bertanya tentang seputar sekolah di Jerman yang gratis. Thankiss mbak♥️. Anyway cerita dunk mbak Ramadhan di Jerman kaya apa��
ReplyDeleteSemoga bermanfaat. Modalnya cuma bahasa Jerman level menengah aja kok. Bisa dikejar dengan ambil les bhs jerman.
DeleteIya nanti saya post ttg Ramadan di sini 😍
Jalannya penuh berliku ya Mbak, tapi so far Allah sang Maha Penolong di saat genting. Wah, aku jadi ikut deg-degan bacanya. Infonya bermanfaat banget...Semoga tercapai yaa cita-citanya...
ReplyDeleteIya alhamdulillaah alaa kulli haal.
DeleteAamiin. Terima kasih.
Aku sukaaa sekali membaca tulisan tentang informasi bersekolah di luar negeri. Seperti menuntaskan keinginan yang belum pernah tercapai, sekaligus referensi untuk anak-anakku kelak. Makasih, yaaa ...
ReplyDeleteSemoga bermanfaat 🙏
DeleteJujur, beberapa kali berkunjung ke blog ini, saya jadi benar-benar ingin kenal dengan yang punya blog. Semakin dibaca, semakin kagum rasanya. Perjuangan belajar dan hidup di negeri orang mengajarkan banyak hal. Apakah hanya orang pintar saja yang bisa bernasib baik seperti ini?
ReplyDeleteSaya bukan orang pintar karena saya nggak minum tolak angin 😂
DeleteBoleh banget mbak deris, kontak saya lewat email, nanti saya kasih no wa saya 😊
Wahh Mbaa kok serupa yaa sama saya, s1 di Jogja lalu tinggal di Sukabumi. Cuma beda nasib sih. Haha..
ReplyDeleteDosen pembimbing saya waktu kuliah juga lulusan s3 dr Jerman dan beliau sering banget berbagi cerita sprti ini, banyak tempat kuliah yg gratis bahkan dapat uang saku. Seru banget kayak'y. Ilmu dapet, finansial juga dijamin..
Selain itu, banyak juga kemudahan buat mahasiswa dan Azubi. Ada banyak potongan harga di mana-mana
DeleteSuka dengan ulasannya Mbak. Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan ya kuliah di luar negeri. Masih ada orang baik di sana. Semoga kelak anak saya bisa melanjutkan kuliah di Jerman juga. Sukses terus Mbak Alvianti.
ReplyDeleteAamiin. Semoga bisa lanjut di sini, pengalaman nya berharga bgt soalnya 😊
DeleteMasyaAllah sebuah rejeki luar biasa bisa bertemu dengan pemilik toko yang sangat baik ya mbak, serasa ada keluarga baru di sana.... Dewi selalu senang dan bngga membaca tulisan mbak Alvianti. Rasanya semakin terdorong untuk sellu belajar dan ingin bermimpi ke Jerman suatu saat nanti.
ReplyDeleteAamiin semoga bisa ke sini kalau corona udah selesai 🙏
DeleteMenarik sekali mba pengalamannya :) begitu ya kalau sudah ditakdirkan malah gampang sekali, kalau nggak ya ngga akan kejadian. Menyenangkan ya programnya
ReplyDeleteIya alhamdulillaah. Menyenangkan dengan segala dag dig dug nya 😂
Deletewah mbak alvi sama atuh saya jg orang sukabumi. bedanya saya s2 di bogor, mbak alvi ke jerman haha. masya Allah banyak kemudahan ya mbak ketika sekolah di saana. semoga ilmunya berkah bermanfaat buat org banyak
ReplyDeleteAamiin. Wah seneng deh nemu orang sukabumi lagi 😍
DeleteSebagai seorang yg gak pernah sekalipun keluar negeri saya hanya bisa terpana mendengar ceritanya. Tapi satu saat mudah mudahan ada cukup usia saya bisa keliling dunia, termasuk Jerman. Amiin
ReplyDeleteAamiin. Gak ada yang ga mungkin selama itu ketentuan Allah ❤
DeleteSeru banget ya pengalamannya mb alvi, saya dulu sebenarnya ada pada pilihan antara mengejar S2 di luar Indonesia atau tetap di negara Indonesia. Dulu tawaran yang datang buat saya ada di Belanda dan Australia. Tapi saya memilih untuk menikah dulu nanti dipikirin S2nya.
ReplyDeleteSetelah menikah tidak semudah itu juga fergussoo hihi ternyata alhamdulillah punya anak, eh nambah satu lagi jadi 2 dalam waktu 3 tahun. Jadilah saya bersabar entah nanti dalam rangka short course masih berharap bisa ke luar negeri untuk belajar gratis. Karena kalau doanya liburan bayar sendiri hihi. Mba alvi info ya mba kalau ada short course dibidang hukum lingkungannya terutama. Dan gratis dan full dibiayai lebih bagus lagi bahkan uang saku heheheh maunya banyak. Salam kenal dari Lidia.
Salam kenal juga mbak Lidia. Oke nanti kalo saya dapet info terkait saya share ya.
DeleteMbak Lidia bisa juga coba buka https://www.daad.id/ di situ ada banyak banget program ke jerman, termasuk short course, gratis pula. Nanti kalo udah nyampe sini, mau liburan juga gampang, soalnya jerman dikelilingi banyak negara eropa. Banyak orang yg suka maen ke luar negeri (luar jerman) di akhir pekan.
Masha Allah... mba benar2 beruntung. slalu d beri kemudahan oleh Allah. sukses slalu mba
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih. Sukses selalu juga mbak Nunu ❤
DeleteSeru banget ceritanya Mba. Jadi ikut dedegan baca cerita tentang menanti surat izin tinggal baru.Ditunggu cerita-cerita lainnya tentang jerman ya Mba
ReplyDeleteSiap mbak Titik. Makasih... 😄
DeleteSelalu suka berkunjung ke blog ini..
ReplyDeleteKarena bisa tahu dan melihat jerman meski belum pernah kesana...
Ditunggu tulisan lainnya mbak
Oke. Ditunggu ya 😊
Deleteada batasan usia gak mbak itu buat kuliah gratisnya? ditunggu ya info lengkapnya
ReplyDeleteGak ada mbak. Ini temen2 saya aja umurnya beragam. Ada yg udah di atas 40 tahun juga
DeleteMasyaallah.. Saya serasa jalan-jalan ke Jerman.. Dulu itu impian saya mba, bisa sekolah ke Eropa atau Amerika. Kalo sekarang udah berubah haluan, hehe.
ReplyDeleteMungkin anak2nya Mbak Nabila nanti yang sekolah ke sini 💞
Delete