Naik Bus/Kereta Tanpa Tiket di Jerman? 😭
Apa jadinya jika kita menggunakan alat transformasi umum di Jerman tanpa membayar? Secara gelap? Inilah pengalaman saya soal itu! Bukan disengaja, tetapi tetap saja sangat menegangkan! Selamat membaca...
Entah kenapa kemarin saya tiba-tiba teringat cerita ini dan ingin saya bagikan dengan teman-teman. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2019. Waktu itu corona belum menyerang dan saya senang bepergian ke luar kota pada akhir pekan. Walaupun hanya sekedar untuk mengunjungi teman maupun kenalan, jalan-jalan kecil ke tempat-tempat baru yang tidak saya kenal selalu mengasyikkan. Apalagi naik kendaraan umum, dari satu stasiun ke stasiun lainnya dengan suasana yang sangat berbeda dari Indonesia, terasa seperti petualangan kecil yang menyenangkan!
Suatu hari saya hendak pergi ke Stuttgart, sekitar 1 jam perjalanan dari kota tempat tinggal saya Schwäbisch Hall. Saya sudah lupa hendak mengunjungi siapa waktu itu. Yang jelas saya berangkat pagi-pagi dan tidak sempat sarapan. Saya kemas sarapan saya untuk dinikmati di dalam kereta menuju Stuttgart. Sebelum naik kereta, saya harus naik bus menuju stasiun. Di dalam bus, saya lihat jadwal kedatangan bus dan kereta secara online pada aplikasi jadwal kendaraan umum. Saya lihat waktunya cukup untuk turun dari bus dan menuju ke peron kereta yang saya maksud dengan tepat waktu, mungkin sekitar 3-5 menit saja. Lalu saya tutup ponsel saya dan memperhatikan jalan serta rumah-rumah yang dilalui oleh bus. Hari masih pagi dan udara masih dingin, tetapi saya bersemangat untuk perjalanan menuju teman/kenalan di Stuttgart.
Saat itu saya belum membeli tiket kereta. Saya hendak membeli tiket tersebut secara online di stasiun sambil menunggu kereta tiba. Waktunya lebih dari cukup meskipun sedikit, saya memang sudah terbiasa melakukan transaksi online yang praktis semacam itu. Saya hanya perlu membuka aplikasi jadwal keberangkatan, mengklik stasiun asal dan stasiun tujuan, pilih jadwal keberangkatan, klik bayar, klik konfirmasi, selesai. Biaya tiket akan diambil secara otomatis dari akun bank saya. Semua itu tidak memakan waktu hingga 1 menit.
Ketika bus yang saya tumpangi tiba di stasiun, saya segera turun dan menuju ke peron. Di peron menuju stasiun utama Stuttgart itu saya langsung mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi jadwal keberangkatan untuk membeli tiket. Tak seperti biasanya, aplikasi itu loading lumayan lama. Saya tunggu beberapa saat, tetapi proses loading hanya terus berjalan tanpa henti. Lalu saya tutup aplikasi itu dan saya buka kembali, sama saja, hanya loading tiada henti. Saya coba sekali lagi, tetap sama. Kemudian saya lihat jam di ponsel, kereta menuju Stuttgart akan segera tiba. Kalau tidak loading lama begini, saya pasti sudah dapat tiket elektronik dari tadi!
Lalu saya baru tersadar, kuota internet cepat saya sudah habis dipakai, sisanya hanya tinggal kuota internet lola (loading lama)! Oh tidak! Dengan putus asa saya buka lagi dan lagi aplikasi itu sebelum kereta tiba, dengan harapan akhirnya akan berhasil. Sayang, hasilnya nihil.
Akhirnya saya berpikir, ya sudah tidak apa-apa, saya beli saja tiketnya di dalam kereta. Di dalam kereta ada wifi gratis dengan sinyal kencang untuk penumpang, lagipula kereta biasanya tidak langsung berangkat, melainkan akan menunggu beberapa menit dahulu sebelum mulai bergerak. Tidak lama kemudian kereta tiba. Saya dan penumpang lain yang menunggu di peron yang sama segera masuk ke dalam kereta dan mencari tempat duduk.
Saya pilih tempat duduk yang menyendiri di dekat pintu. Di depan saya duduk sekelompok gadis muda, mungkin mereka anak SMA. Mereka terlihat begitu ceria dan saling berceloteh satu sama lain. Saya kembali mengeluarkan ponsel untuk menghubungkan perangkat saya pada wifi kereta. Anehnya, tidak terdapat wifi kereta. Apa-apaan ini? Wifi kereta 'kan selalu tersedia, kenapa hari ini tiba-tiba tidak ada?
Saya hanya menemukan wifi pribadi milik orang lain yang tentu saja tidak bisa saya pakai. Gugup, saya matikan wifi dan saya nyalakan kembali, mungkin tadi kebetulan tidak terdeteksi, pikir saya. Namun tetap saja, wifi kereta tidak muncul pada daftar wifi yang saya temukan. Saya akhirnya menyadari, saya dahulu pernah juga menemukan kereta tanpa wifi, sekali. Mungkin ini kereta yang sama? Kereta ini memang terlihat agak tua, berbeda dengan kereta-kereta lain yang terlihat lebih baru dan tersedia wifi di dalamnya! Aduuuhhh... bagaimana ini? Waktu saya tidak banyak! Akhirnya saya coba lagi membuka aplikasi dengan kuota internet lola tadi, tetapi tidak membuahkan hasil apa-apa selain loading tanpa henti .
Kereta mulai melaju dan badannya sedikit bergoyang-goyang. "Zug nach Stuttgart Hauptbahnhof," bunyi rekaman audio kereta yang memberitakan semua penumpang bahwa kereta menuju stasiun utama Stuttgart sekarang sudah mulai dalam perjalanan. Saya coba buka situs pembelian pulsa, tetapi sama saja, jaringan internetnya terlalu lemah untuk mengakses itu! Mengapa perusahaan pulsa jahat sekali? Mengapa mereka tidak membuat sisa kuota data itu sebagai jaringan internet cepat juga? Apa gunanya sisa kuota jika tidak bisa dipakai, pikir saya. Seandainya jaringannya bisa cepat hanya untuk 1 menit saja, maka tiket elektronik saya pasti sudah di tangan.
Putus asa menunggu endless loading! |
Tiket kereta tidak selalu dicek di sini. Petugas kereta hanya memeriksa tiket penumpang pada waktu-waktu tertentu saja, secara acak. Tetapi tidak ada yang tahu kapan, hari apa, pukul berapa dan pada kereta yang mana tiket penumpang akan diperiksa oleh petugas! Bagaimana kalau hari ini petugas kereta memutuskan untuk mengecek tiket? Ya Allah, pusing pala barbie! Saya gugup bukan main, benar-benar tidak tenang!
Jika seorang penumpang kedapatan bepergian tanpa tiket yang sah, maka ia akan dikenakan denda sebesar 60 Euro, itu hampir 1 jut Rupiah lho! Haduuuh... Malah ada yang lebih parah dari itu: RASA MALU! Bayangkan saja, seorang petugas datang untuk melihat atau men-scan tiket kita, tetapi tidak ada tiket yang bisa kita tunjukkan! Petugas itu pasti akan menegur kita, jangan-jangan dia bahkan akan marah-marah! Lalu semua orang akan menonton kita dengan sinis dan berpikir, 'huh orang asing tidak mau beli tiket, seorang gadis muda lagi, memakai kerudung lagi! Jangan-jangan semua muslimah seperti itu!'
Tak terbayangkan malunya saya jika itu sampai terjadi! Mau ditaruh di mana muka saya sebagai perempuan, muslimah, dan orang Indonesia? 😭 Saya terus mencoba memesan tiket online sambil berdoa. Ya Allah selamatkan aku dan mukaku! 😭 Aku tidak mau malu, ucap saya dalam hati. Saya tatap ponsel saya dan saya tunggu hinga proses loading selesai. Biasanya pada sisa kuota intrenet semacam itu, sambungan internet masih bisa digunakan, hanya saja proses loading menjadi sangaaat lama. Sayangnya keberadaan saya pada kereta yang sedang melaju mungkin memperburuk semua itu.
Saya perhatikan gadis-gadis bule di depan saya. Mereka tertawa-tawa dengan riang. Mungkin mereka hendak berjalan-jalan dengan teman-teman se-geng. Pasti menyenangkan, apalagi kalau sudah punya tiket! Hahhh... bikin frustasi, saya semakin tegang dan tidak bisa tenang. Bagaimana nasib saya jika datang seorang petugas kereta dan menanyakan tiket saya???
Waktu terasa berjalan begitu lambat. Saya tidak bisa tenang sedikit pun. Menit demi menit terasa begitu lama. Apa yang harus saya lakukan? Stasiun demi stasiun mulai terlewati dan petugas kereta bisa datang kapan saja. Mengapa saya tidak membeli tiket saat masih di rumah, pikir saya. Di rumah, saya bisa memakai wifi dengan damai sentosa 😭.
"Nächste Station: Bad Canstatt (stasiun berikutnya: Bad Canstatt)," ini adalah pemberitahuan yang membuat saya agak senang, sebab Bad Canstatt adalah stasiun terakhir sebelum stasiun tujuan saya: stasiun utama Stuttgart. Artinya, kereta akan segera tiba di stasiun utama dalam 8-10 menit! Saya terus berusaha untuk membeli tiket online dan berharap kereta segera tiba di stasiun utama agar tidak akan ada pengecekan tiket!
Setelah meninggalkan Bad Canstatt, pengeras suara memberitakan yang saya tunggu-tunggu, "nächste Station: Stuttgart Hauptbahnhof," bunyi rekaman audio itu mengabarkan bahwa kereta akan segera tiba di stasiun utama Stuttgart! Saya merasa begitu bersyukur. Ayo, ayo, cepatlah sampai, jerit saya dalam hati. Beberapa menit kemudian kereta akhirnya berhenti dan kami semua sampai di stasiun utama. Saya segera bergegas keluar seolah kereta adalah kandang harimau.
Saat itu juga, masih di peron yang sama di mana kereta tiba, saya langsung menghubungkan ponsel dengan wifi stasiun. Lalu saya pesan tiket kereta dari Schwäbisch Hall menuju Stuttgart. Pilihan jam keberangkatan yang saya inginkan tidak bisa saya pilih, karena jadwal keberangkatan pada jam itu memang sudah berlalu, keretanya saja sudah tiba di tempat tujuan. Akhirnya saya membeli tiket Schwäbisch Hall - Stuttgart untuk jam keberangkatan selanjutnya, yaitu pada jam saat itu, ketika saya justru sudah sampai di Stuttgart. Tidak apa-apa, pikir saya, yang penting saya tetap bayar dan menunaikan kewajiban saya sebagai penumpang. Fiuuuh... lega rasanya. Akhirnya saya bisa bernapas dengan tenang dan detak jantung saya sudah kembali normal. Benar-benar menegangkan dan menguras energi!
Selesai membeli tiket, barulah saya meninggalkan peron kedatangan dan mekanjutkan perjalanan menuju stasiun bawah tanah, menuju metro yang akan mengantarkan saya ke tempat teman atau kenalan yang hendak saya kunjungi waktu itu. Kali ini, saya tidak perlu membeli tiket lagi, tiket yang saya beli tadi berlaku seharian untuk kawasan Baden-Württemberg. Akhirnyaaa... Akhirnyaaa...
Saat di dalam kereta, saya bisa saja meminta penumpang lain untuk memesankan tiket online saya, tetapi, entahlah, mungkin saking tegangnya saya sampai tidak terpikirkan hal itu! Tahu dah, yang penting sudah bayar dan sudah sampai. Teman-teman kalau mau melakukan perjalanan, jangan lupa beli tiket dulu ya. Kalau mau beli tiket dadakan secara online seperti saya, pastikan kuota internetnya mencukupi!
kedisiplinan jerman tampak jelas ya, di aturan soal tiket transportasi ini.
ReplyDeletekeren sangaattt
akkk, aku jadi pengin ke jerman juga
Iya saking jelasnya, sampe bikin tegang 😓
DeletePengalamannya seru banget, mbaa, 😅
ReplyDeleteAkan berbeda detak jantungnya karena berada di negeri orang lain 🤭
Betul banget, ngerasa sebagai tahu soalnya, apalagi penampilan fisik juga beda sendiri
DeleteWah menegangkan. Untung gak ada pemeriksaan di dalam kereta ya
ReplyDeleteUntung banget... alhamdulillaah
DeletePasti dag dig dug ya Mbak. Belum pernah ke Jerman tapi bisa merasakan ketegangannya. Jadi ingin lihat jenis keretanya, bus ataukah suasana di sana. Sepertinya kendaraan umum memang yang utama ya, karena naik bus, kereta bahkan sampai ke kereta bawah tanah pula.
ReplyDeleteMungkin lain kali saya foto kendaraan umum di sini, biar visualnya lebih jelas
DeleteSebagai orang yang sering overthinking, mungkin kadar cemas saya akan sama seperti Mbak.. huhuhu Bersyukur ya Mbak tiketnya tidak sempat dicek, sedang di negara orang lagi.. Jadi ikut tegang baca ceritanya..
ReplyDeleteAlhamdulillaah wa syukurillah gak dicek
DeleteWahh wah, ikut tegang aku bacanya
ReplyDeleteIni pasti jadi pengalaman yg TDK terlupakan ya mbak
Kayaknya gak akan bisa terlupakan 😂
DeleteHahaha perjalanan yang bikin sport jantung ya. Jerman disiplinnya tinggi emang. Saya pernah jadi asisten peneliti orang Jerman, urusan meeting aja, mereka sudah di lokasi 30 menit sebelum dimulai.
ReplyDeleteBetul banget, ga boleh ada alasan telat sama mereka
Deleteaku bacanya ikutan deg degan, karena pernah merasakan sebagai pekerja wanita muslimah di negeri orang yang banyak non muslimnya, banyak insecure yang terbawa
ReplyDeleteJadi suka parno sendiri, padahal orang di sekeliling biasa aja
DeleteSeru ya mbak. Beberapa menit yang menegangkan.
ReplyDeleteBukan beberapa menit bun, sejam 😂
Deletesyukurlah, akhirnya aman ya mbak, berasa disiram air es begitu beli tiket, sudah ga ada pembelian tiket offline ya?
ReplyDeleteAda, tapi udah lama ga beli scr offline, beli scr online lebih praktis soalnya
DeleteYa ampuuun, aku ikut deg-degan haha...Syukurnya pas ga ada pemeriksaan tiket ya. Kalau sampai ketahuan ga punya tiket, malunya itu huhuhu
ReplyDeleteSenang baca pengalamannya Mbak..Sehat selalu di sana ya, teruslah bercerita:)
😊😊😊
DeleteYa Allah ikutan tegang bacanya apalagi ini di negara orang. Kalau aku pasti udah keringat dingin
ReplyDeleteHadeuh bgt lah 🤦♀️
DeleteDeg degan banget ya mbak. 😁
ReplyDeleteBangettt...
DeleteDuh Mbak...tegang dan bingung Mbak kurasakan lho...duh, benerang nggak tenang yaa? kalau daku udah bingung banget tuh.
ReplyDeleteYa itu saya juga udah bingung banget
DeleteBaca kisahnya jadi ikut tegang, apalagi kakak yang mengalami sendiri, ga bisa bayangin saya hihihi
ReplyDeleteJadi pelajaran utk selalu memastikan koneksi internet harus aman 🤭
Deleteduh pasti gugup banget ya, mbak selama di dalam kereta. kalau saya kayaknya sudah keluar keringat dingin tuh. he. untung petugasnya tidak melakukan pengecekan tiket ya waktu itu dan tiketnya bisa dibayar belakangan
ReplyDeleteIya alhamdulillaah rezeki dari Allah itu 😃
Deleteseru-seru gemes ya mba.. pas internet lagi lola eh wifi ga bisa 😌 sehat-sehat di Jerman mba
ReplyDeleteTernyata internet itu bisa seperti oksigen ya 😅
DeleteJadi pengalaman tak terlupakan ya. Hehe
ReplyDelete